Jumat, 22 Oktober 2010

Kehidupan Menurut Islam

    Dalam suasana kemjuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, masalah masalh hakikat dan kehidupan manusia semakin banyak dibahas. Masalah ini memag cukup penting, karena ia merupakan titik tolak dala memberikan pembatasan menyangkut fungsi manusia dalam kehidupan ini. Dari hasil pembatasan itu, kemudian disusun prinsip-prinsip dasar menyangkut kehidupan manusia, baik aspek politik, ekonomi, sosial bahkan etika. Dalam arti bahwa bentuk dan system aspek-aspek kehidupan tersebut harus ditentukan oleh pengertian tentang hakikat manusia atau bersumber dari-Nya. Jika tidak demikian, maka sistem-sistem tersebut akan segera gagal dan masa berlakunya merupakan masa kesengsaraan manusia karena ia bertentangan denga hakikat yang dimilikinya. Urgensi pembahasan ini lebih terasa lagi setelah disadari bahwa ilmu pengetahuan dan tekhnologi belum belum dapat menjamin kebahagiaan manusia, selama nilai-nilainya tunduk di bawah nilai-nilai spiritual.

    Manusia menurut Al-Qur'an adalah merupakan mahluk yang terdiri dari dua unsur pokok, yaitu gumpalan tanah dan hembusan roh, seperti dalam Al-    Qur'an

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (Q.S Shaad: 71-72)

Manusia menurut Al-Qur'an memenuhi kebtuhan hidupnya yang bersumber dari gumpalan tanah tersebut, memenuhinya dengan cara manusia bukan dengan cara binatang. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan rohaniah pun ala manusia bukan ala malaikat. Jika tidak mmaka ia akan menjadi binatang atau malaikat, yang keduanya akan membawa ia jauh dari hakikat kemanusiaannya.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S Al-Baqarah : 30)

Allah telah menyampaikan kepada malaikat rencana penciptaan manusia ini. Yaitu agar manusia menjadi khalifah tuhan di muka bumi. Dengan demikian jelas bahwa wujud kekhalifahan yaitu membangun dan mengelola dunia ini sesuai dengan kehendak Illahi, agar tercapai tujuan hidupnya yang telah ditetapkan Allah yaitu mengabdi kepada Allah, seperti tercantum dalam Al-Qur'an.

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S Adz-Zaaryaat :50)

    Untuk mensukseskan tugas-tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini, Allah telah melengkapi manusia dengan potensi-potensi tertentu, antara lain: Fisik, Akal dan Hati. Dan ketiga potensi positif inilah yang mempunyai peranan penting dalm pelaksanaan tugas kekhalifahan manusia di muka bumi ini.

    Apabila manusia mampu mengoptimalkan potensi-potensi positif yang telah di berikan Allah kepadanya, maka manusia akan mamapu melaksanakan tugas-tugasnya sebagai khalifah., yaitu mengelola kehidupan di muka bumi ini sesuai dengan kehendak Illahi , dengan berlandaskan tujuan pengabdian kepada Allah, senhig nga akan terwujud kehidupan yang rahmatan lil alamindan akan tercapai harapan akan kehidupan yang penuh kebaikan di duni dan di akhirat.


 


 

    


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar